NAMA : NURMALA SARI
NIM : 2222100396
KELAS : 4 A / DIKSATRASIA
KAJIAN
PROSA FIKSI
Salah Pilih
Karya Nur Sutan Iskandar
Sinopsis
Novel Salah Pilih karangan
Nur Sutan Iskandar menceritakan tentang kisah disebuah daerah di Minangkabau, tinggal sebuah keluarga. Seorang ibu, saudara perempuannya, dan seorang anak laki-laki terdapat dalam keluarga tersebut. Anak perempuan itu bernama
Asnah, ia adalah anak angkat dari Mariati. Asnah adalah seorang gadis yang
cantik, baik, sopan, lembut, serta taat dan patuh terhadap Mariati, walaupun
Mariati hanyalah ibu angkatnya. Kebaikan hati Asnah itu yang membuat Mariati sangat sayang terhadap Asnah, oleh
karena itu Asnah menjadi pengobat dalam setiap sakitnya dan
penghibur dikala susah.
Sejak kecil Asri dan Asnah
dibesarkan layaknya sebagai saudara kandung. Ibu Asri yang telah menjanda
mengasuh dan menyayangi Asnah anak angkatnya seperti putrinya sendiri, Kedua
“bersaudara” itu saling mengasihi, sampai tiba waktunya mereka beranjak dewasa.
Namun, seiring berjalannya waktu, berubah perasaan Asnah terhadap Asri. Semula
perasaannya terhadap Asri hanya sebatas perasaan sayang terhadap seorang
saudara, namun demikian perasaan itu terus mengalir hingga menumbuhkan
benih-benih cinta dihati Asnah. Walau demikian, Asnah tak ingin
Asri mengetahui perasaan dirinya.
Sebisa mungkin dia bersikap
biasa ketika Asri pulang. Hingga tiba saat Asri tamat dari sekolahnya,
dan Mariati menyuruh Asri tinggal dan bekerja di Kampung halamannya saja karena
ia merasa sudah tua dan sakit-sakitan maka ia tak ingin jauh-jauh dari
anak laki-lakinya itu. Sebenarnya keinginan Mariati tadi sangat bertentangan
dengan keinginan hati Asri, karena ia ingin sekali meneruskan sekolahnya ke
tingkat SMA atau ke sekolah kedokteran, namun sebagai seorang anak yang ingin
berbakti kepada ibunya, akhirnya ia mengikuti keinginan ibunya tersebut. Hingga
suatu saat merasa bahwa Asri sudah cukup umur bahkan bisa dibilang sudah matang
untuk menikah. Asri menyetujui saja keinginan ibunya tersebut, tetapi dia masih
bingung dalam mencari calon istri untuk dirinya.
Salahkah bila kemudian
cinta Asnah kepada sang kakak berubah menjadi cinta kepada seorang kekasih?
Perasaan rendah diri sebagai seorang anak angkat sekaligus orang yang berutang
budi kepada keluarganya Asri mendorongnya untuk menyimpan isi hatinya
rapat-rapat bahkan mendukung Asri memenuhi harapan ibunya untuk segera berumah
tangga. Lagi pula, pernikahan sesuku tidak diperbolehkan menurut adat mereka. Kemudian
Asri menjatuhkan pilihannya kepada seorang gadis cantik yang baik rupa maupun raut wajahnya yang lahir
dari keluarga kaya dan
terpandang gadis itu bernama Saniah. Ketika acara lamaran diselenggarakan,
Asnah menutup kepedihan hatinya dengan bersandiwara di depan Asri dan calon
istrinya.
Tak lama, dilangsungkanlah upacara perkawinan
Asri dengan Saniah yang sangat meriah. Setelah menikah, mereka berdua pindah ke
Rumah Gadang milik keluarga Asri. Dari situlah diketahui bahwa sifat Saniah tidaklah seelok yang dia perlihatkan
saat sebelum menikah. Saniah begitu memandang rendah terhadap Asnah hanya
karena Asnah adalah seorang anak angkat. Dia merasa bahwa tidak sepatutnya
Asnah disejajarkan dengan dirinya yang berasal dari kaum terpandang. Ternyata,
sifat Saniah begitu angkuhnya, berbeda dengan yang dia perlihatkan sebelum
menikah dahulu. Saniah begitu sering berkata menyindir, bersikap bengis, bahkan
mencaci maki yang begitu menyakitkan hati Asnah. Bahkan terhadap mertuanyapun,
Saniah bersikap yang kurang sopan. Namun Asnah adalah seorang gadis yang tegar dan sabar yang mempunyai hati yang
lapang,dia tak pernah membalas perlakuan buruk dari iparnya itu. Tak lama setelah
menikah, adat buruk Saniah semakin menjadi-jadi. Bahkan sekarang dia berani
melawan terhadap suaminya, kerap kali ia juga berkata kasar terhadap suaminya.
Sehingga dapat dilihat kalau adat Saniah tak jauh bedanya dengan ibunya,
Rangkayo Saleah. sehingga kesabaran Asri makin berkurang dan akhirnya Asri
membiarkan Saniah pulang ke rumah orang tuanya dimana pada saat itu Sidi Sutan
datang menjemput. Yang semula bermaksud menjemput Saniah dan Asri, namun karena
pertengkaran itu, jadilah Saniah pulang sendiri dan dalam perjalanannya mengalami kecelakaan dimana
mobilnya masuk ke dalam jurang. Saniah pun meninggal dunia. Pada akhirnya, Asri
dan Asnah pun menikah di luar adat dan mereka pun menempuh hidup baru di
Jakarta. Setelah beberapa tahun, orang dari kampung halaman Asri pun meminta
dia sebagai ketua desa karena mereka menginginkan seseorang yang berintelektual
tinggi.
Novel salah pilih ini di kaji dengan mengggunakan
pendekatan soiologi sastra yang menghubungkan cerita yang ditulis pengarang
dengan kehidupan masyarakat.
Sosiologi Sastra
Sosiologi
sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namun
bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut
pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan,
sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini
mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya
sastra dan yang diacu oleh karya sastra.
Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial. Pada hakikatnya, fenomena sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena itu diangkat kembali menjadi wacana baru dengan proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya) dalam bentuk karya sastra.
Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial. Pada hakikatnya, fenomena sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena itu diangkat kembali menjadi wacana baru dengan proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya) dalam bentuk karya sastra.
Sosiologi sebagai studi yang ilmiah dan
objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-lembaga dan
proses-proses sosial. Oleh karenanya sosiologi berusaha menjawab pertanyaan
mengenai masyarakat dimungkinkan, bagaimana carakerjanya dan mengapa masyarakat
itu bertahan hidup. Gambaran ini akan menjelaskan cara-cara manusia
menyesuaiakan diri dengan ditentukan oleh masyarakat-masyarakat tertentu,
gambaran mengenai mekanisme sosialisasi, proses belajar secara kultural, yang
dengannya individu-individu dialokasikan pada dan menerima peranan-peranan
tertentu dalam strutur sosial. Di samping itu sosiologi juga menyangkut mengani
perubahan-perubahan sosial yang terjadi secara berangsur-angsur maupun secara
revolusioner dengan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut
(Damono, 1978).
Menurut
Ratna (2003: 2) ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra yang perlu
dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya
sastra dengan masyarakat, antara lain:
1.
Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangn aspek
kemasyarakatannya.
2. Pemahaman terhadap
totalitas karya yang disertai dengan aspek kemasyarakatan yang terkandung di
dalamnya.
3. Pemahaman terhadap karya
sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatarbelakangi.
4.
Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) anatara sastra
dengan masyarakat, dan
5.
Sosiologi sastra berusaha menemukan kualits interdependensi antara
sastra dengan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
sosiologi sastra tidak terlepas dari manusia dan masyarakat yang bertumpu pada
karya sastra sebagai objek yang dibicarakan.
Perubahan sikap
tokoh yang dipengaruhi oleh adat
Pengaruh adat minang terhadap
tokoh asnah sehingga asri merasa
kehidupannya telah berubah drastis semenjak mereka sudah beranjak dewasa dan setelah
ia pulang ke kampung halamannya sesudah melanjutkan sekolahnya dan asri pun
telah mendapat pelajaran barat dan sudah bercampur gaul dan beramah-ramah
dengan bangsa eropa sehingga asri pun seolah-olah melupakan adat istiadat nenek
moyangnya sendiri.
Pengarang menggambarkan
begitu kentalnya adat minang yang telah melekat pada tubuh asnah, sehingga
asnah masih ingat dengan kesopanan dan adatnya hingga asnah tidak mau terlampau
bebas dengan asri karena asnah berfikir bahwa ia sudah beranjak dewasa dan
semua perbuatan itu pasti ada batasnya. Tergambaran pada kutipan di bawah ini:
“ Berjabat tangan pun sudah agak terasa janggal
olehnya, dan berdekatan duduk sumbang pada adat, jika tidak ada orang lain yang
beserta duduk dekat adik dan kakak itu” (hal.27)
“Adat kuno!masa orang yang bersaudara seperti kamu dan
aku ini, akan berlaku sebagai orang lain. Apa salahnya aku berjabat tangan dan bersuka-sukaan
dengan kamu ini?”(hal. 28)
Rupanya adat tersebut
membuat asri merasa tidak menyenangkan hatinya, tidak memenuhi kehendaknya
sehingga asri berfikir mengapa adik dan kakak seperti halnya orang lain.
Selain itu juga terdapat dalam kutipan di bawah ini
yang menggambarkan perubahan sikap Asnah terhadap Asri, dimana Asnah
mengingatkan kepada Asri tentang adat masyarakat yang berlaku di masyarakat
minang:
“bukan hati yang berubah, melainkan adat yang seolah-olah telah menjauhkan
kita, semasa kecil memang boleh kita bermain-main, berjalan-jalan, tertawa-tawa
dan berpeluk-pelukan. Akan tetapi sekarang kita sudah mulai remaja, hingga ini
keatas, kelakuan sanak laki-laki harus hingga berbatas kepada saudaranya
yang perempuan, kalau kita tidak pakai adat itu, niscaya kita akan hina
dimata orang”. (hal 28)
Jelas pengarang disini
telah mencerminkan kenyataan yang terjadi di adat minang yang begitu kental,
sehingga masyarkat minang harus berpegang teguh pada adat yang berlaku
dimasyarakatnya, yang membuat tokoh utama asri merasa tertekan dengan adat yang
melilitnya yang seakan-akan adat yang telah menjauhkan mereka. Sampai perubahan
sikap dan tingkah laku asnah terhadap asri dilatarbelakangi oleh adat dan
pengaruh lingkungannya, apa boleh buat asnah berpegang teguh terhadap adat yang
berlaku di kehidupannya. Yang menjadi beban sekaligus penghalang terhadap
hubungan asri dan asnah.
Konflik yang
terjadi berhubungan dengan adat masyarakat (minang)
Konflik yang terjadi dalam novel salah pilih yaitu
ketika tumbuhnya benih-benih cinta antara Asnah dan Asri yang keduanya saling
memiliki perasaan yang sama dan saling mencintai meskipun keduanya memiliki
ikatan persaudara. Meskipun keduanya hanya saudara angkat, di adat mereka bahwa
mencintai satu suku yang sama tidak diperbolehkan apalagi sampai kejenjang
pernikahan. Cinta mereka terhalang oleh adat yang berlaku dimasyarakat /
lingkungannya.
Karena mariati beranggapan bahwa asri sudah cukup umur bahkan bisa dibilang sudah
matang untuk menikah. Asri menyetujui keinginan ibunya tersebut, tetapi dia
masih bingung dalam mencari calon istri untuk dirinya. Kemudian Asri menjatuhkan pilihannya kepada
seorang gadis cantik yang baik rupa maupun raut wajahnya yang lahir
dari keluarga kaya dan
terpandang gadis itu bernama Saniah.
Namun tak disangka-sangka gadis yang cantik
dan baik itu (saniah) ternyata memiliki sifat tidak sebaik yang dipikirkan
asri, hampir setiap hari pertengkaran itu terjadi dirumah gedang, yang mana
saniah tidak ingin disejajarkan derajatnya dengan asnah yang hanya anak angkat.
terdapat dalam kutipan :
“Makcik
Liah dan Asnah.. itu! Anak babu yang bekerja
di sini dahulu. Jadi derajatnya tidak sama dengan derajat kanda, dan haram
kanda jamah dia!”(hal.128)
Dari situlah keadaan rumah tangga Asri dan Saniah
tidak baik, dan pertengkaran pun sering terjadi di rumah gedang. Dan akhirnya saniah meninggal setelah
kecelakaan maut kemudian Asri memutuskan untuk menikah dengan Asnah tetapi
pernikahan itu terhalang oleh adat.
Memang benar bahwa penyesalan itu datang
ketika kita sudah merasakan akibatnya,ternyata perjodohan itu tidak semanis apa
yang dipikirkannya, ini yang dirasakan ibu mariati, penyesalan itu tergambar
pada kutipan berikut:
“benar
anakku, aku sungguh kecewa akan tingkah laku istrimu. Sangkaku dahuu keturunan
dan kekayaan, pelajaran dan kecantikan yang ada padanya, akan bermanfaat bagi
kita akan dapat menyemarakkan namamu dalam masyarakat, dan ia pun akan dapat
jadi kawan hidup yang berbakti kepadamu, tapi sebaliknya, malang engkau
kuperistrikan!” (hal 161)
Sikap Asri yang berontak terhadap adat yang
melilitnya yang tidak memperbolehkannya menikah satu adat dengan Asnah, dan
bersikeras untuk menikahi Asnah, Terdapat dalam kutipan :
“Mereka itu
berpendapat bahwa aku tidak boleh kawin dengan asnah, pertama-tama, kecuali
karena masalah sesuku itu sebab kami sudah dianggap bersaudara sejak kecil.
Jika tidak kulakukan sedemikian dan aku kawin juga dengan asnah, kami mesti
dikeluarkan dari adat dan tak diakui sebagai orang minangkabau lagi” (hal. 246)
Namun akhirnya Asnah menikah di negerinya sendiri
namun pernikahannya dengan cara syrak. Dengan merahasiakan pernikahannya dengan sangat hati-hati ibu mariah menjalankan
usahanya, agar hasrat kedua merpati itu terlaksana dengan tiada menimbulkan
huru-hara, baik tentang perkara adat, maupun perkara agama.
Pengarang memberi gambaran tentang kehidupan/ adat
yang terjadi di masyarakat minang namun konflik disini terjadi bukan hanya di
adat minang saja namun kenyataannya di kehidupan kita pun pernah terjadi. Disini
terlihat betapa kentalnya adat minang yang tidak memperbolehkan menikah dalam
satu suku, apalagi satu sama lain memiliki ikatan hubungan keluarga meskipun hanya
dalam ikatan persaudaraan secara angkat
tetapi itu semua yang melatarbelakangi Asnah dan Asri ingin dikeluarkan dari
adatnya. Selain itu juga terdapat amanat yang menyatakan bahwa menilai
seseorang itu jangan hanya dari luarnya saja namun harus dari dalamnya, dan
ketika memilih calon pendamping hidup jangan lah terburu-buru pikirkanlah
secara matang sebelum mengambil keputusan karena kitalah yang akan menangung
akibatnya sehingga terjadi “salah pilih”
yang telah dirasakan oleh tokoh Asri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar