NAMA : NURMALA SARI
NIM :
2222100396
KELAS : IVA / DIKSATRASIA
SINTAKSIS
A. Bentuk
kalimat ditinjau dari bentuk sintaktisnya:
1. Kalimat
Berita
Menurut
Finoza, (2006:142) kalimat berita (deklaratif) adalah
kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra
komunikasinya. Bentuk kalimat berita bersifat bebas, boleh inversi atau versi,
aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Yang terpenting isinya
merupakan pemberitaan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan
pada bahasa tulis kalimatnya bertanda baca akhir titik.
Contoh :
a. Pembagian
beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
b. Perayaan
HUT RI ke-60 berlangsung meriah.
c. Tadi
siang terjadi tabrakan mobil di Jalan Layang Tol Cawang.
d. Terjadi
perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus.
e. Mahasiswa
fakultas hokum akan melakukan penyuluhan hukum
bulan depan.
2. Kalimat
Perintah
Menurut
Finoza, (2006:144) kalimat perintah (imperatif)
dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Pada
bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir menurun dan pada bahasa tulis
kalimat itu diakhiri dengan tanda seru ataupun kalimat titik. Kalimat perintah
dapat dipilih lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus,
kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran.
Contoh :
a.
Kalimat
perintah halus :
1. Tolonglah
bawa sepeda motor ini ke bengkel.
2. Silakan
kamu pergi ke belakang sekarang.
3. Keputusan
itu kiranya dapat kamu perhatikan.
b.
Kalimat
perintah langsung :
1. Pergilah
kamu sekarang !
2. Ayo,
cari buku itu sampai dapat !
3. Mari
kita bernyanyi bersama-sama !
c.
Kalimat
perintah larangan langsung :
1. Janganlah
kamu pergi sekarang !
d.
Kalimat
perintah larangan halus :
1. Terima
kasih karena Anda tidak merokok !
e.
Kalimat
permintaan :
1. Minta
perhatian, anak-anak !
f.
Kalimat
permintaan atau permohonan :
1. Mohon
hadiah ini Adik terima.
g.
Kalimat
perintah dan ajakan :
1. Ayolah,
Kira belajar !
h.
Kalimat
perintah pembiaran :
1. Biarkan
( lah ) dia di sini sebentar.
2. Biarlah
dia menemani orang tuanya..
3. Kalimat
Tanya
Menurut
Finoza, (2006:143) kalimat tanya (interogatif) adalah
kalimat yang di pakai oleh penutur /
penulis untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan
dari mitra komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik
dan pada bahasa tulis kalimat diakhiri dengan tanda tanya. Selain hadirnya
tanda tanya, dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya apa ( kah ),
bagaimana, di mana, siapa, yang mana.
Contoh :
a.
Apakah
barang ini milik Saudara ?
b.
Kapan
kakakmu berangkat ke Australia ?
c.
Siapa
tokoh pendiri Perguruan Taman Siswa ?
4.
Kalimat seru
Menurut
Finoza, (2006:145) kalimat seru (ekslamatif) dipakai
oleh penutur untuk mengungkapkan
perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tidak-tidak dan memerlukan
reaksi spontan. Pada bahasa lisan, kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa
tulis di tandai dengan tanda seru atau tanda titik pada akhir kalimatnya.
Contoh :
1.
Aduh,
pegangan saya terlepas !
2.
Hai, ini
dia orang yang kita cari !
3.
Wah,
pintar benar anak ini !
4.
Alangkah
besarnya pesawat itu.
5.
Bukan
main lihainya petinju itu.
B. Kalimat ditinjau dari
peran dan sintaktisnya
1. Kalimat aktif
Menurut Odien,
(2004:224) kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau aktor. Dengan kata lain, kalimat
aktif merupakan kalimat yang memperlihatkan subjek sebagai pelaku.
Contoh :
1.
Pemerintah
memberikan beasiswa kepada sejumlah siswa SMU yang
berprestasi.
2.
Kalimat pasif
Menurut
Odien, (2004:225) kalimat pasif merupakan kalimat
yang subjeknya sebagai penderita. Dengan kata lain, kalimat pasif merupakan
kalimat yang subjeknya menjadi tujuan dari suatu perbuatan.
Contoh :
1.
Novel
Dadaismi karya Dewi Sartika di anugerahi sebagai novel terbaik versi DKJ tahun
ini.
C. Jenis
kalimat ditinjau dari jumlah klausanya:
1.
Kalimat
tunggal
Menurut Finoza (2006:138) Kalimat tunggal adalah kalimat yag terdiri atas
saatu klausa. Kalimat tunggal haya mengandung satu unsur. S,P,O,Pel dan Ket.
Tentu saja kelima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur
minimal sebuah kalimat adalah S dan P. mengingat unsur pembentuk utamanya yaitu
S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tunggal.
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah lagi
menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat tunggal itu diberi nama sesuai dengan
unsur P-nya masing-masing seperti tampak pada contoh kalimat (1)-(4) di bawah
ini:
Contoh :
S P
1. Kami mahasiswa Indonesia (kalimat nominal)
2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (kalimat adiectival)
3. Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
4. Mobil
orang kaya itu ada delapan. (kalimat
numeral)
Kalimat tunggal ada yang dapat dilengkapi atau
diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Selain itu, unsur S, O
dapat pula diperluas lagi dengan memberinya berbagai keterangan. Jadi, kalimat
tunggal tidak mesti berupa kalimat pendek. Bila fungsi sintaksis untama, yaitu
S dan P-nya tidak lagi tunggal, alias sudah menjadi majemuk, nama kalimatnya
pun berubah menjadi kalimat majemuk.
2. Kalimat majemuk
Menurut Finoza (2006:138-139) kalimat majemuk
adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Mengingat kalimat tunggal hanya terdiri dari satu klausa.
Contoh :
1.
Seorang
manajer harus mempunyai wawasan yang luas
dan harus menjungjung tinggi
S
P1 O1 P2
etika profesi.
O2
2.
Anak-anak bermain
layang-layang di halaman kampus ketika para dosen, karyawan, dan
S1 P1 O1 Ket S2
mahasiswa menikmati
hari libur.
P2 O2
Setelah mencermati contoh-contoh itu jelaslah
bahwa kalimat majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu. Sedangkan S yang
sebenarnya ganda, seperti
contoh (1) yakni seorang manager. Contoh (1) adalah kalimat majemuk setara.
Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain adalah
kata penghubung (konjungsi) dan.
Adapun contoh (2) adalah kalimat majemuk yang disebut kalimat majemuk
bertingkat karena klausa yang kedua merupakan hasil perluasan klausa pertama.
Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak setara atau
bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika.
D.
Jenis
kalimat ditinjau dari pengungkapannya:
1. Kalimat langsung
Menurut Chaer,
(2009:209) Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh seorang
pembicara.
Contoh :
Kata Desmon,” Anggel nanti pulangnya saya antar!”
Kata Desmon,” Anggel nanti pulangnya saya antar!”
Siti berkata, “kemarin saya pergi ke Bogor”
” Saya
akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
2. Kalimat Tak
Lansung.
Menurut Chaer,
(2009:209) Kalimat tak langsung lazim dikotomikan dengan kalimat langsung, karena
kalimat tak langsung adalah ubah dari kalimat langsung.
Contoh
:
Webby mengatakan bahwa dia akan datang kerumahku nanti sore.
Novi mengatakan bahwa dia akan pergi ke Jakarta lusa.
Webby mengatakan bahwa dia akan datang kerumahku nanti sore.
Novi mengatakan bahwa dia akan pergi ke Jakarta lusa.
Harrah's Resort Atlantic City - Mapyro
BalasHapusHarrah's 김제 출장마사지 Resort Atlantic 남원 출장마사지 City. 777 Harrah's Rincon 화성 출장마사지 Way, Rincon, AZ 의왕 출장마사지 85139. Get Directions. Directions · 충주 출장마사지 (480) 528-5000.