NAMA :
NURMALA SARI
KELAS :
III A / DIKSATRASIA
NIM :
2222100396
APRESIASI
PROSA FIKSI
Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Karya,
Tere Liye
Pada
minggu ini saya ditugaskan untuk mengapresiasi novel populer, pertama saya
bingung novel apa saja yang populer, menurut saya banyak! Tetapi novel yang
dimaksud yaitu novel karya artis, saya juga dilanda kebingungan lagi karena
artis siapa saja yang telah menulis
novel atau pun cerpen. Kemudian pada hari seninnya saya langsung pergi
ke toko buku, dan menanyakan kepada penjual buku tersebut novel karya artis apa
saja? Si penjualnya memberikan beberapa novel salah satunya karya Tere Liye,
saya juga tidak begitu tahu dengan penulisnya. Tetapi si penjualnya berkata “
itu semua karya artis” termasuk novel Tere Liye. Yasudah saya langsung
membelinya novel karya Tere Liye yang berjudul “Daun yang Kering Tak Pernah
Membenci Angin” tidak berpikir panjang, meskipun novelnya lumayan tebal hingga
256 hal apa boleh buat.
Saya pikir banyak orang yang akan mencari novel karya
artis seperti ini, dari pada saya tidak mendapatkan sama sekali. disamping itu
waktunya pun begitu mepet untuk membacanya hingga kejar tayang selama 2 hari
untuk membaca novel, selama 2 hari, hari – hari saya disibukan dengan membaca
nove ternyata lama – lama pusing juga, bangun pagi hingga tidur kembali tetapi allhamdulillah
selesai pada waktunya. Meskipun ketika membacanya dilanda perasaan malas dan
bosan, hal itu terjadi karena ketika ditugaskan untuk mengapresiasi novel tidak
ditentukan jadi perasaan itu timbul. Kendala yang saya hadapi ketika membaca
novel ini yaitu bentar – bentar ngantuk pengen tidur terus dipanggil-panggil
suruh makan otomatis saya tunda, maka saya pun lupa-lupa ingat dengan jalan
ceritanya.
Menurut
saya novel populer itu tidak ada bedanya dengan novel – novel sastra lainnya,
jalan cerita yang diambil pun sudah tidak asing lagi ditelinga yaitu masalah
percintaan cuman perbedannya hanya dari segi bahasa yang digunakan, menggunakan
kata - kata yang lebih modern contohnya menggunakan bahasa campuran yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Yang menarik dalam novel ini yaitu
covernya, menurut saya unik demean gambar daun yang jatuh dan berwarna hijau. Novel
yang berjudul “Daun yang Kering Tak Pernah Membenci Angin” karya Tere Liye.
Menurut saya jalan ceritanya begitu
mengharukan, perjalanan hidup seseorang yang begitu pahit hingga harus hidup dijalanan.
Berawal dari keluarga jalanan yang tinggal dirumah
kardus, yang mana keluarga tersebut memilki dua orang anak. kesehariannya hidup
dijalanan dengan mengamen dan harus
bekerja dari pagi hingga malam dijalanan tak ada situai yang lebih buruk dari
pada masa lalu tersebut. Kehidupan itu
berlangsung saat ayahnya sudah meninggal. Saat ayahnya masih hidup kehidupnanya
masih berjalan normal. Tetapi kehidupan yang sangat memprihatinkan itu berubah begitu
cepat yang akhirnya indah pada waktunya.
Perubahan itu terjadi saat Tania dan dede adiknya
sedang mengamen dibus, bertemu dengan sesorang kakak yang menggunakan kemeja
lengan panjang berwarna biru. ketika
dede mengedarkan kantong plastik lecek bekas permen, namun setengah jalan dede
menginjak paku payung cukup besar sempurna tertanam dalam telapak kakinya
sampai mengeluarkan darah yang cukup banyak, disisi lain dede dan Tania tidak
memakai sendal. Kemudian ada sesorang yang menegur dan mengeluarkan sapu tangan
untuk menutupi lukanya dan memberi uang untuk membeli obat merah. Di lain
kesempatan dede dan Tania pun bertemu dengan kakak tersebut dan diberi sepasang
sepatu untuk mereka pakai.
Dari situlah
dede dan Tania bertemu dengan sesorang yang telah merubah kehidupan yang sebelumnya
buruk menjadi lebih baik, sesorang tersebut bernama Danar Danar. Kebahagiaan
itu sangat merubah segalanya dalam hidupnya, yang tadinya Tania dan adiknya
tidak sekolah sekarang dapat bersekolah hingga sampai sukses. kebahagiaan yang
dirasakan oleh Tania dan keluarganya begitu lengkap. Tetapi disaat kebahagiaan
itu dirasakan teselip kesedihan yang amat mengharukan disaat ibunya pergi meninggalkan
Tania dan adiknya untuk selamanya, kesedihan yang begitu lengkap dirasakan oleh
Tania dan adiknya.
Ibu pergi bukan karena tak sayang lagi kepada Tania
dan dede, tetapi ibunya pergi untuk mengajarkan sesuatu bahwa hidup harus
menerima, harus mengerti, menerima, pemahaman yang tulus tak peduli lewat apa
penerimaan, pengertian dan pemahaman itu datang meskipun kejadian yang sedih
dan menyakitkan. maka jangan pernah menatap gelapnya masa depan jangan takut
bercermin pada masa lalu yang menyakitkan. Tak ada yang perlu disesali, tak ada
yang perlu ditakuti biarkan jatuh sebagaiman semestinya. Semenjak kematian
ibunya Tania dan dede tinggal bersama Danar hingga beranjak dewasa. Tania pun
melanjutkan sekolahnya di singapura tetapi dede melanjutkan sekolahnya tetap dijakarta.
Seseorang yang mereka anggap malaikat dalam
kehidupannya, yang telah memberi kasih sayang, perhatian dan teladan tanpa mengharap
budi sekali pun. Tetapi Tania membalas semua itu dengan membiarkan perasaanya
tumbuh berkembang. Ibunya pernah berkata tak layak Tania mencintai malaikat
keluarganya itu, tetapi perasaan itu muncul begitu saja hingga tak tertahankan
bahkan sejak Tania masih berumur 11 tahun hingga dewasa perasaan itu tumbuh
berkembang., yang paling menyakitkan yaitu ketika danar memutuskaan untuk
menikah dengan seorang perempuan yang bernama Ratna.meskipun pada akhirnya
Danar pun memilki perasaan yang sama terhadap Tania, tetapi Danar menguburnya
dalam-dalam karena disisi lain Tania hanya sosok perempuan yang dia anggap
sebagai adik. Walaupun seseorang malaikat keluarganya itu tak pernah menganggap
perasaan Tania yang lebih dari seorang adik. Tetapi Tania tak memperdulikannya,
dia tak pernah menyesali perasaan yang telah tumbuh begitu saja dihatinya dan
dia juga tidak pernah menyesali pertemuannya dengan seseorang yang telah
merubah hidupnya keluarganya. Biarkan perasaan itu hilang begitu saja meskipun
itu sangat menyakitkan bagai sehelai daun yang tak pernah membenci angin.
Intinya cinta itu tak haus memilki.
Kesimpulan, Dari cerita diatas kita dapat temui dalam
kehidupan nyata. Rumah kardus, anak jalanan mungkin kita sering jumpai dalam
kehidupan kita sehari – hari. Dan jarang sekali kita temui sosok Danar mungkin
1 banding 1000, yang mana danar yang memiliki jiwa sosial yang tinggi memungut
keluarga yang hidup dijalanan dengan memberikan penghidupan yang layak,
memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih
baik. Kita patut mensyukuri atas nikmat yang telah tuhan berikan kepada kita.
Masih ada orang yang diluar sana yang hidup serba kekurangan. Maka jangan sia –
siakan hidup kita dengan melakukan hal – hal yang tidak ada manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar