Minggu, 28 April 2013

apresiasi prosa novel KUHAPUS NAMAMU DENGAN NAMA-NYA”


NAMA              : NURMALA SARI
KELAS             : III A / DIKSATRASIA
NIM                   : 2222100396

APRESIASI PROSA FIKSI
“KUHAPUS NAMAMU DENGAN NAMA-NYA”
Karya Taufiqurrahman Al-Azizy

Minggu ini saya ditugaskan mengapresisai novel islam, pertama saya bingung novel seperti apa yang bisa dikatakan novel islami apakah yang berbau-bau islami, atau novel yang harus disertai dengan hadist atau sebaliknya. Saya mencoba menanyakan kepada teman saya, novel islami itu novel yang tidah mesti ada hadistnya tetapi ceitanya menjurus atau berbau islam. Yasudah saya membeli novel “Kuhapus Namamu dengan Namanya”, menurut saya ini novel islam karena didalamnya juga terdapat hadist dan berbau islami, dilihat dari judulnya pun yakin bahwa ini novel islami.
Ketika ditugasakan menganalisis novel islami menurut saya tidak ada kesulitan, karena ketika ditugaskan keesokan harinya saya langsung membeli novelnya, sudah jauh-jauh hari saya membaca novel tersebut. Akan tetapi ketika membaca novel tersebut hambatan yang saya rasakan adalah awal ceritanya, sangat menjenuhkan karena si penulis menceritakan keseharian tokoh utamanya, tidak ada peristiwa yang menggiurkan.
Akan tetapi hingga pertengahan cerita membuat saya terkejut, sangat menakjubkan saya kira novel ini biasa-biasa saja karena pada awal cerita tidak sedikitpun menarik. Membuat saya pun merasa bosan tetapi ketika terus membacanya hingga akhir, ceritanya menarik hingga perasaan emosi pun meluap dibenak saya rasanya ingin marah dan ingin meluapkan kemarahan saya terhadap tokoh utama dalam novel tersebut. Seakan-akan terbawa kedalam jalan cerita tersebut. Karena ceritanya menyentuh hati durani kita sebagai hamba Allah.
Setiap manusia pasti akan berubah dalam waktu tertentu dan sifat manusia juga akan berubah sesaat, kita tak pernah tahu itu. Seseorang yang terbiasa hidup dalam lingkungan agamis, berpendidikan tinggi, sekaligus baik ternyata memilki potensi yang menakutkan, berubah menjadi orang yang buruk ahklaknya, dan hancur kehidupannya. Seseorang yang cerdas, dan shalih bukanlah jaminan untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat manakala kecerdasan dan kesalahan tidak ditempatkan sebagai karunia yang suci dari yang ilahi ketika jiwa dikotori keangkuhan, ego dan kesombongan, maka kecerdasan dan kesalehan justru bisa menjadi bencana. Sesempurnanya manusia pasti pernah melakukan kesalahan sekecil apapun itu. Kita hanya bisa menyesal ketika kita sudah melakukan kesalahan tersebut.
Kenyataan itulah yang dialamai putra tunggal seorang kiyai besar, tampan, cerdas dan shalih. Dia merasa telah memiliki segalanya. Lulus kuliah demean predikat cumlaude. Dan langsung diterima bekerja disebuah perusahaan. Cintanya kepada Naura juga dianggap sebagai kesuksesan yang dapat ia raih hingga dapat memperistiri sering gadis yang bernama Naura.  Meskipun Naura dilahirkan atau dilatar belakangi dari keluarga yang biasa saja dan tidak didik dengan  ajar islam yang begitu kental seperti Naufal, tetapi semua itu bukan penghalang bagi Naufal untuk menikahinya. Setelah lulus kuliah mereka menikah dan hidup bahagia bersama. Keadaan rumah tangganya sedikit terusik ketika naufal ditugaskan untuk pindah bekerja ke semarang, otomatis Naufal harus meninggalkan istrinya, meskipun disisi lain istrinya sedang mengandung bayinya. Rumah tangganya sering terjadi perselisihan setelah Naufal memutuskan untuk pergi ke semarang meskipun Naura tidak mengijinkannya pergi.
Dari situlah konflik yang terjadi dalam rumah tangganya meluap, Naura marah karena Naufal bersikeras untuk pergi ke semarang hingga tidak pernah menghubungi dan memberi kabar kepada Naufal. Naufal pun merasa kecewa , ia meras seperti tidak dianggap sebagai seorang suami, bukan itu saja Naufal lebih kecewa ketika melihat Bowo datang kerumahnya untuk menemui Naura, yang mana Bowo teman kuliahnya, yang dulu sangat mencintai Naura, disamping itu juga Naufal tidak diberi tahu bahwa naura sudah melahirkan. Rasa kekesalan dan kekecewaannya telah membeludak dalam hatinya, dari kekesalaan dan kekecewaan itulah yang merubah kehidupan Naufal, mengenal dunia malam, mengenal rokok, minum - minuman keras, dan seks. Itu semua terjadi setelah Naufal berteman dengan Aditya teman dipelabuhannya. Semua itu dia lakukan untuk menghilangkan stres semata. Tetapi semua itu salah. Kehidupan Naufal berubah drastis hingga termakan dengan tipuan yang tidak kasat mata sehingga menjauh  dari  tuhan.
Semuanya berakhir dengan kesedihan, semuanya hilang perlahan-lahan. Karena itulah Naufal tidak menyadari kesombongan yang telah merasuki  jiwanya, menjelma menjadi iblis yang menghancurkan kehidupan dan keluarganya. Perusahaannya bangkrut, istrinya terlibat narkoba dan buah hati yang paling dicintai pergi untuk selamanya, ilham meninggal dipangkuannya sendiri. Lengkap sudah penderitaan yang dirasakan Naufal, Naufal hanya bisa bertaubat dengan menghapus nama mereka demi bisa menyebut nama yang sekian lama dia lupakan dari jiwanya (Tuhan).
 “ aku bejanji akan terus berada disini hingga tuhan menampakan keMaha-an-nya dari ku hingga bisa putuskan jalan hidupku berdasarkan petunjuknya,
Naura , oh naura
Maafkanlah aku. Sejak saat ini, kuhapus Namamu dengan Nama-Nya”. Kutipan pada akhir cerita yang dikatakan naufal yang menekankan bahwa Naufal akan menghapus namanya demi mendekatkan diri kepada Tuhan,

Ketika saya membaca hingga akhir, hati saya terenyuh dan terketuk dimana manusia tidak sempurna, tidak sepantasnya kita melakukan hal-hal yang tidak di ridhoi Allah. Kita sebagai manusia harus ingat akan kematian, jangan pernah terfana dengan kenikmatan semata. Maka berbuat baiklah saat kita diberi kesempatan hidup didunia ini, jangan pernah jiwa dan hati nurani kita ini tertutupi oleh hal-hal yang dapat menghancurkan diri dan hidup kita. Kita juga bisa mengambil hikmah dari cerita diatas. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dalam novel Kuhapus Namamu dengan Namanya, karena setiap manusia yang terbuai dengan “Dunia”  harus belajar untuk selalu menempatkan nama-Nya (Tuhan) di hatinya jangan sampai melupakannya. Akhir cerita yang membuat merinding pembacanya, ending yang benar – benar menghentakan insan manusia.
Dalam novel Kuhapus Namamu dengan Nama-nya memberi pesan islami dimana mengajak kita semua untuk merenungi bahwa  kesucian hati pada akhirnya adalah hal yang paling utama, yang harus kita miliki oleh seorang hamba dihadapan tuhan. Kesenangan dan kenikmatan yang  kita miliki dan rasakan di Dunia ini hanya sementara, semua akan berahkir pada kematian dan Abadi di Akhirat nanti, maka jadilah orang yang rendah hati jangan pernah sombong karena harta yang dimiliki, itu semua hanya sementara. Bukan itu yang bisa membuat kita suci dihadapan yang maha kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar