Senin, 01 April 2013

Analisis tokoh Trakeni dalam drama yang berjudul Madekur dan Trakeni karya Arifin C. Noor


NAMA            : NURMALA SARI
NIM                : 2222100396
KELAS           : 4A/ DIKSATRASIA
APRESIASI DRAMA INDONESIA

Analisis tokoh Trakeni dalam drama yang berjudul Madekur dan Trakeni karya Arifin C. Noor dengan menggunakan teori Dramatik Aristoteles.
1.      Eksposisi
Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Bagian ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti tokoh cerita, masalah, tempat dan waktu, dan sebagainya.
Pada bagian awal drama yang berjudul Trakeni dan Madekur, awal pembukaan memang sungguh rumit dan sulit untuk dipahami karena Arifin C. Noor ketika pembukaan ia menjelaskan dan memperkenalkan drama yang disebut orkes madun I sehingga saya sebagai pembaca merasa kebingungan mengapa bagian awal diceritakan tentang orkes madun I dengan adanya tokoh Badut pertama, kedua, ketiga, Nabi pertama, sibuntung, sedangkan drama tersebut berjudul Trakeni dan Madekur.
Jika pembaca tidak jeli dalam membaca pada awal (pengantar) mungkin tidak akan mengerti, karena di bagian pengantar penulis (Arifin C. Noor) menjelaskan bahwa naskah drama ini adalah dari bagian trilogi yaitu Orkes Madun yang terdiri dari Madekur dan Tarkeni. Jadi pada intinya Arifin ketika pada pembukaan ia menceritakan terlebih dahulu mengenai orkes madun tersebut kemudian selanjutnya dilanjutkan pada inti yaitu Madekur dan Trakeni selain itu juga ketika dalam menulis naskah drama kebisaaan Arifin, latihan sambil menulis naskah maka jadilah orkes madun yang terdiri dari Madekur dan Trakeni.

2.      Komplikasi
Suasana semakin panas karena konflik semakin mendekati puncaknya. Gambaran nasib tokoh semakin jelas meskipun belum sepenuhnya terlukiskan.
 Konflik yang terjadi pada kedua orang Madekur dan Trakeni yang keduanya tidak menyetujui anaknya Madekur dan Trakeni menikah, setelah kedua orang tua dari Madekur dan Trakeni mengetahui bahwa Madekur dan Trakeni adalah seorang pencopet dan pelacur. Jelas pada kutipan di bawah ini ayah dari Madekur dan Trakeni tidak menyetujui pernikahan mereka.

“Persetan! (Pada penonton) pernahkah Anda bayangkan anak anda kawin dengan seorang pelacur / copet? Sudah tentu Anda pernah sekali membayangkan hal yang jelek-jelek kalau pikiran Anda sedang gurem. Tapi saya percaya pikiran Anda ssaat ini cukup jernih untuk ikut merundingkan soal ini. Anda punya seorang anak. Bukan main senang bahagia ketika melayani dia ketika kecil sebab banyak boneka. Siang malam kita melayani dia, lalu kita sekolahkan dengan harapan dia kelak menggantikan kita, menjadi kebanggaan kita, jadi raja kek kalau bisa. Tiba-tiba setelah dewasa, punya pekerjaan, punya penghasilan yang lumayan dia datang keapda kita mengutarakan niatnya akan kawin dengan seorang pelacur / pencopet. Buat saya yang tidak punya penyakit jantung hal itu tidak begitu membahayakan jiwa, dan saya bisa secara jernih menimbang dan merundingkan dan meyakinkan, tapi buat yang berpenyakit jantung? (Kepada istrinya) tidak, tidak – kamu jangan sekali-kali membantu dia untuk memaksa saya mengambil keputusan gila”.    

3.      Klimaks
Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam cerita.
Pada bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk melakukan perhitungan yaitu terjadi pada ayah Madekur dan Trakeni yang memutuskan  jika Madekur tetap bersikeras mengawini Trakeni maka ayah mereka memutuskan hubungan keluarga dengan anaknya, pernyataan tersebut diperjelas pada kutipan berikut:
Kalau kamu tetap pada niatmu kawin dengan pelacur / pencopet itu saya hanya minta agar hubungan kita sebagai anak dan bapak putus”

4.       Resolusi
Dalam resolusi semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa tokoh terpecahkan.
Setelah ditimbang-timbang oleh kedua orang tuanya karena Madekur dan Trakeni bersikeras untuk menikah dan menyetujui keputusan orang tuanya jika mereka menikah hubungan sebagai anak dan bapak putus, namun itu semua bukan akhir dari segalanya dan akhirnya keputusan yang diambil oleh kedua orang tua Madekur dan Trakeni adalah menyetujui dan memberikan restu kepada anaknya.
Terlihat jelas pada kutipan di bawah ini:
“Sudahlah, dari pada kita mengharapkan yang tidak - tidak. Lebih baik kita ubah sikap dan biarlah kita menyetujui rencana anak kita.”

Karena dari kedua orang tua Madekur dan Trakeni berfikir bahwa jika mereka tetap pada egonya masing-masing bagaimana dengan kehidupan kedua orang tersebut dalam memenuhi kebutuhan primer dan skundernya jika bukan dari anaknya karena tahun-tahun belakangan ini mereka sangat bergantung kepada anak itu.
5.      Konklusi
Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi merupakan akhir cerita.
Akhir cerita dari drama Madekur dan Trakeni yaitu tokoh utama Trakeni menderita penyakit sipilis yang sudah sekian lama dideritanya namun madekur tetap mencintainya sampai keduanya menghembuskan nafas terakhirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar